Terbelenggu Tulang, Terkurung Biaya: Perjuangan Keluarga Kecil di Indramayu Melawan Penyakit Langka

Terbelenggu Tulang, Terkurung Biaya: Perjuangan Keluarga Kecil di Indramayu Melawan Penyakit Langka

Sekilasberita86.com — Indramayu — Di sudut sunyi sebuah gang sempit di Karangampel, Indramayu, seorang bocah bernama Muhammad Ramadhan menjalani hidup yang tidak seharusnya ditanggung oleh anak seusianya. Di usianya yang baru menginjak tiga tahun, ia seharusnya berlari, tertawa, dan menggambar dunia dengan tangan mungilnya. Namun, sejak lahir, Ramadhan hidup dalam pelukan penyakit langka: sindaktili dan polidaktili kompleks, kelainan genetik yang menyatukan jari-jarinya dan menambah jumlahnya secara abnormal, bahkan melumpuhkan struktur tulangnya.

“Anak saya sudah tiga tahun lebih mengalami penyakit ini,” lirih Nursiti (35), sang ibu, menahan sesak di dadanya. “Saya ingin dia bisa sekolah seperti anak-anak lain, bisa menggenggam pensil dan belajar menulis namanya sendiri.” ungkapnya pada, Minggu (1/6/2025)

Dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung telah membuka harapan lewat operasi rekonstruksi. Tapi jalan ke sana tak mudah. Keluarga Ramadhan tak hanya berjuang melawan penyakit, tapi juga melawan keterbatasan ekonomi. Sang ayah, Asandi, bekerja sebagai buruh serabutan. Apa pun ia kerjakan, tapi semua itu belum cukup untuk menebus biaya transportasi, pemeriksaan, hingga tindakan medis lanjutan.

“Saya pasrah. Tapi kalau ada yang mau bantu, kami akan sangat berterima kasih. Kami ingin Ramadhan bisa sembuh,” ucap Asandi dengan suara nyaris tak terdengar.

Penyakit yang diidap Ramadhan mungkin tidak seketika merenggut nyawanya, tetapi diam-diam mencuri masa kecilnya. Ia kesulitan bermain, menggenggam benda, atau sekadar menikmati hari seperti anak lainnya. Operasi bukan hanya soal penampilan, tapi tentang membebaskan Ramadhan dari keterbatasan tubuh yang membelenggunya sejak lahir.

Di balik derita yang mereka simpan rapat, harapan tetap menyala. Harapan bahwa masih ada orang-orang baik di luar sana yang tergerak oleh kisah ini. Bahwa di tengah dunia yang bising, suara hati seorang ibu dan seorang anak masih bisa menggugah kepedulian.

Baca Lainnya:  Dua Pengacara dari Organisasi Advokat Ternama Diduga Lakukan Provokasi dan Fitnah Kepada Rekan Sejawatnya saat Dikonfirmasi oleh Jurnalis

Mari kita bantu Ramadhan membuka lembar hidup yang baru. Uluran tanganmu bisa menjadi jembatan menuju harapan itu. Sekecil apa pun bantuan, akan sangat berarti untuk kehidupan yang lebih layak bagi bocah ini.

Karena saat tangan kecil itu akhirnya bisa terbuka, bukan hanya jari-jarinya yang bebas, tetapi juga masa depan yang selama ini terikat oleh keterbatasan.

(D Duryanto)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *