Cor Retak Sejak Dua Hari, Proyek Rekonstruksi Jalan Gembreng–Sidamulya Diduga Abaikan Standar Teknis

Cor Retak Sejak Dua Hari, Proyek Rekonstruksi Jalan Gembreng–Sidamulya Diduga Abaikan Standar Teknis

Sekilasberita86.com – Indramayu – Hanya berselang dua hari setelah dicor, sejumlah titik pada proyek rekonstruksi jalan Gembreng–Sidamulya di Desa Druntenwetan, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, terlihat retak. Proyek bernilai Rp1.836.954.000 yang bersumber dari APBD 2025 ini dikerjakan oleh CV. LUTFI dan kini menuai sorotan warga.

UW (35), warga setempat, mengaku heran dengan kualitas pekerjaan tersebut. “Itu mas, sebelah sana corannya sudah pada retak, padahal baru dua malam,” ujarnya pada Senin, 25 Agustus 2025, sambil menunjuk titik retakan.

MK (65), warga lainnya, menilai metode pengerjaan terkesan asal-asalan. Ia menyebut sebagian pekerjaan dilakukan malam hari, namun menjelang akhir justru dikerjakan siang hari tanpa perlindungan memadai. “Permukaan coran yang sudah kering tidak diberi penutup. Akibatnya, di beberapa titik terlihat retak,” ungkapnya.
Padahal, SNI 2847:2019 menegaskan, beton yang baru dicor wajib melalui proses curing dengan perlindungan penutup untuk menjaga kelembapan dan mencegah kerusakan dini. Mengabaikan tahapan ini berpotensi menurunkan kekuatan beton, bahkan memperpendek umur konstruksi.

Masih pada Senin, 25 Agustus 2025, ED, orang kepercayaan pelaksana proyek, mengaku pelaksana dan pengawas belum berada di lokasi pada pagi hari. “Perkiraan siang datang, mas. Untuk penutup coran masih menunggu yang kerja,” katanya. Namun, hasil pantauan lapangan di hari yang sama menunjukkan, hingga sore hanya sebagian permukaan yang tertutup, sisanya dibiarkan terpapar terik matahari.

Proyek menggunakan beton mutu K-300 dengan lebar 5 meter dan ketebalan 20 cm. Setiap dua rit pengiriman cor beton menghasilkan sekitar 12 meter pekerjaan. Warga mempertanyakan apakah volume dan spesifikasi tersebut telah sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Publik mendesak pihak pengawas dan instansi terkait segera mengevaluasi pekerjaan ini. Sebab, proyek bernilai miliaran rupiah yang dibangun dengan uang rakyat semestinya mengutamakan kualitas dan mengikuti prosedur teknis secara ketat, bukan sekadar mengejar penyelesaian.

(D Duryanto)
Baca Lainnya:  Pabrik Pengolahan Batok Kelapa Terbakar

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *