Sekilasberita86.com — Bandung, 21 Mei 2025 – Baru tiga bulan menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mulai menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Tanpa menunggu genap 100 hari, ia telah menggulirkan sejumlah aksi yang mengundang perhatian publik. Terbaru, dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada Selasa (20/5/2025) di Lapangan Gasibu, Dedi memberikan penghargaan berupa uang tunai senilai Rp25 juta kepada para siswa binaan barak militer, petugas upacara, serta pelatih yang terlibat.
“Uangnya dari mana? Dari hasil konten! Tapi itu pun masih dipermasalahkan,” kata Dedi dalam pidatonya. “Lebih baik gubernur yang bikin konten dan punya uang untuk dibagikan ke rakyat, daripada gubernur yang hanya tidur, sibuk protokoler, haus penghormatan, dan plesiran pakai anggaran negara.”
Dedi juga menekankan bahwa petugas upacara bukan berasal dari pasukan pengibar bendera pada umumnya, melainkan dari peserta didik Sekolah Kebangsaan Dodik Rindam III/Siliwangi, yang dibentuk hanya dalam waktu 18 hari.
Aksinya ini sekaligus menyiratkan kritik terhadap gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan pencitraan ketimbang kerja konkret. “Indonesia butuh mental baja untuk berubah. Kalau sedikit-sedikit tersinggung, kapan majunya? Biar saja yang nyinyir sakit hati, Jawa Barat tetap jalan terus!” ujarnya.
Pernyataan-pernyataannya yang lugas menjadi sorotan. Menurut Dedi, keberanian dan ketegasan penting untuk membawa perubahan, bukan sekadar mengikuti formalitas.
“Ini baru belum 100 hari. Sudah banyak yang kepanasan. Gimana kalau lima tahun?” ucapnya, disambut tepuk tangan peserta upacara.
Di akhir pidatonya, Dedi menyampaikan pesan yang sarat makna tentang pentingnya menghargai nilai-nilai lokal. “Tanah ini tanah Siliwangi. Kalau kamu tidak paham nilainya, belum pernah merenung tentang Siliwangi, jangan coba-coba berbuat buruk di sini.”
Upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dihadiri oleh jajaran pejabat tinggi, tokoh masyarakat, serta ribuan peserta. Namun lebih dari itu, momen ini menjadi panggung bagi sebuah gaya kepemimpinan baru yang tegas, transparan, dan tak segan membongkar hal-hal yang selama ini terkesan ditutup-tutupi.