Tasyakuran Nujubulan, Keluarga Randim Panjatkan Doa untuk Keselamatan Ibu dan Bayi

Tasyakuran Nujubulan, Keluarga Randim Panjatkan Doa untuk Keselamatan Ibu dan Bayi

Sekilasberita86.com – Indramayu – Di tengah suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan, keluarga Randim menggelar tasyakuran tujuh bulan kehamilan atau nujubulan anaknya pada Rabu (27/8/2025) sore di kediaman mereka, Blok Cayut, Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.

Acara yang dipimpin oleh Lebe H. Toyib, S.Pd.I, ini berlangsung khidmat. Lantunan doa-doa dipanjatkan, memohon keberkahan, keselamatan, dan kesehatan bagi sang ibu yang tengah mengandung serta bayi yang masih bertumbuh di dalam rahim.

Bagi masyarakat setempat, memitu atau nujubulan bukan sekadar tradisi turun-temurun. Lebih dari itu, ia adalah ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kehidupan baru yang sedang dianugerahkan, sekaligus bentuk ikhtiar batin agar proses persalinan kelak berjalan lancar.

Kasman, kakek dari pasangan Tedi dan Sintia Saroh, yang tengah menanti kelahiran cicit pertama menyampaikan harapan penuh cinta. “Kami berharap cicit yang kami nantikan ini lahir sehat, kuat, dan membawa kebahagiaan bagi keluarga. Semoga ibunya diberi kekuatan dalam persalinan nanti,” ungkapnya.

Randim, yang tak lain adalah ayah dari Tedi, juga menyampaikan rasa bahagianya. Dengan mata berbinar, ia berkata, “Ini adalah calon cucu pertama kami. Harapan kami, semoga kelak ia lahir menjadi anak yang saleh atau salihah, yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, serta mampu mengangkat derajat keluarga.”

Baginya, kelahiran cucu pertama bukan sekadar penambahan anggota keluarga, melainkan anugerah yang membawa semangat baru. Randim meyakini bahwa doa yang dipanjatkan bersama akan menjadi bekal terbaik bagi si kecil kelak menapaki kehidupan.

Rangkaian acara tak hanya diwarnai doa bersama, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi. Keluarga, tetangga, dan kerabat duduk melingkar, berbagi cerita, dan menikmati hidangan sederhana yang penuh makna. Di balik kebersahajaan itu, terselip nilai luhur bahwa kebahagiaan sejati lahir dari kebersamaan dan doa yang tulus.

Baca Lainnya:  Lomba Ogoh-ogoh, Meriahkan Takbiran di Druntenkulon

Tradisi seperti nujubulan menjadi cermin kekayaan budaya lokal yang masih bertahan di tengah arus modernisasi. Ia mengajarkan bahwa menjaga warisan leluhur bukan berarti menolak perubahan, melainkan mempertahankan esensi kebaikan yang diwariskan, yaitu rasa syukur, kebersamaan, dan keyakinan bahwa setiap kehidupan adalah amanah yang harus dijaga.

Dengan doa yang terus terucap dan hati yang dipenuhi harapan, keluarga Randim menatap masa depan dengan optimisme. Di antara lantunan doa sore itu, terselip keyakinan bahwa kelahiran sang buah hati akan menjadi awal babak baru penuh berkah dan kebahagiaan.

(D Duryanto)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *