Sekilasberita86.com — Indramayu — Sebanyak satu juta ekor benih rajungan ditebar di perairan Baro, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, pada Rabu (14/5/2025). Kegiatan restocking ini digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), bekerja sama dengan Perhimpunan Kelompok Nelayan Rajungan (PKNR) Kabupaten Indramayu, sebagai upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan menjamin masa depan komoditas rajungan di pesisir utara Jawa Barat.
Penebaran benih tersebut merupakan bagian dari implementasi Rencana Pengelolaan Perikanan Rajungan Berkelanjutan Pantai Utara Jawa Barat 2022–2027, yang ditetapkan melalui Peraturan Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Nomor 33 Tahun 2022. Program ini dikawal oleh Tim Pengelola Perikanan Rajungan Berkelanjutan (TPPRB) Jawa Barat.
Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, H. Sumasna, S.T., M.U.M., menyebut kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan aksi nyata berbasis ekologi dan komunitas dalam pelestarian laut.
“Hari ini kita menanam harapan. Laut bukan warisan nenek moyang, melainkan pinjaman dari anak cucu. Rajungan adalah komoditas strategis, tetapi bila tidak kita kelola dengan bijak, yang tersisa nanti hanya cerita,” kata Sumasna dalam sambutannya.
Sumasna juga menyampaikan sejumlah strategi pengelolaan rajungan, seperti pendataan berbasis digital, pelarangan penangkapan rajungan bertelur dan berukuran kecil, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, pengembangan budidaya komunitas, hingga peningkatan peran perempuan dan pemuda.
“Kegiatan ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara TPPRB, PKNR provinsi dan kabupaten, serta seluruh pemangku kepentingan dari tahap perencanaan hingga monitoring,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala DKP Jawa Barat, Irfan Hadisiswanto, S.Pi., M.M., menekankan pentingnya rajungan sebagai komoditas unggulan nasional. Menurutnya, pada 2018, nilai ekspor rajungan nasional mencapai USD 340 juta dan menjadi komoditas ekspor ketiga terbesar setelah udang dan tuna, dengan sekitar 80 persen ekspor ke Amerika Serikat.
“Rajungan tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga menopang mata pencaharian ribuan nelayan dan pekerja pengolah, termasuk banyak perempuan di sektor pascapanen,” kata Irfan.
Benih rajungan disediakan oleh PKNR Kabupaten Indramayu sebagai kontribusi masyarakat pesisir terhadap konservasi. “Kami sangat mengapresiasi peran aktif PKNR Indramayu. Ini adalah wujud nyata dari semangat kelautan berkelanjutan,” tambah Irfan.
Kegiatan ini turut didukung oleh 19 Unit Pengolahan Ikan (UPI) skala menengah dan besar melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), termasuk PT. Andira Internusa Gemilang, PT. Agro Boga Utama, dan PT. Brata Adi Laksana. Starling Resources juga terlibat sebagai mitra teknis.
Sebagai tindak lanjut, kegiatan restocking berikutnya dijadwalkan berlangsung pada Juli 2025 di wilayah Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, guna memperluas dampak konservasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir Pantura Jawa Barat.